Syaiful Rahman_CGP3_Jember2
Koneksi Antar Materi - Budaya Positif
Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. KHD menyampaiakan bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)
Dari pemikiran KHD diatas jelas bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah untuk mencapai keselamatan dan kebahagian hidup dan kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kodrat zaman dan kodrat alam yang ada pada setiap peserta didik. Maka dari itu pentingnya peran seorang guru dalam menuntun dan membimbing arah tumbuh kembanng peserta didik.
Peran guru diatas akan terbangun atas kesadaran diri dari guru itu sendiri mulai dari tergerak, bergerak hingga dapat mengerakkan komunitas wujudkan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas, bermakna dan berpihak kepada peserta didik. Setiap guru khususnya Guru penggerak nantinya memiliki nilai-nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid yang diharapkan mampu menjadi modal menjalankian perannya dalam proses pembelajaran dikelas dan satuan pendidikan.
Dengan demikian harapannya guru dapat menjadi agen perubahana dalam pendidikan dan pengajaran wujudakan well being ekosistem sekolah wujudakan peserta didik dengan profil pelajar pancasila
Implementasi wujudkan Peserta Didik dengan Profil Pelajar Pancasila :
Penguatan nilai-nilai dan peran Guru Penggerak
Munculnya kesadaran diri Guru Penggerak melalui refleksi diri berubah tergerak dan bergerak berubah lebih baik
Memahami dan munculkan nilai diri dan merefleksikan pengaruhnya terhadap peran sebagai Guru Penggerak
Merumuskan dan mengembangkan Visi wujudkan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila
Untuk menjalankan peran sebagai guru penggerak tentunya kita juga harus Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid. Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan khusunya disekolah kita masing-masing untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin positif untuk menciptakan peserta didik dengan profil pelajar Pancasila. Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
Budaya positif akan terbangun jika setiap guru dapat memahami dan mengimplementasikan konsep Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan Teori Kontrol, Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia, Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan, Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia, Lima (5) Posisi Kontrol , Segitiga Restitusi. Dari paparan konsep tersebut diharapan kita sebgai guru penggerak :
Memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol.
Melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya.
Memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal
Memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif
Memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif
Melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. CGP dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab
Memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.
Dengan memahami konsep Budaya Positif, merumuskan dan mengimplemntasikan visi guru penggerak serta memiliki nilai-nilai guru penggerak , kita dapat menjalan peran kita sebagai guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid untuk wujudkan well being ekosistem sekolah sesuai filosofi KHD.menuntun peserta didik mencapai kebahagian dan keselamatan dalam hidup dan kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Demikianlah rangkaian koneksi antar materi pada modul 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4 semoga materi yang kita pelajari dan kita terapkan ini menjadi modal wujudkan well being ekosistem sekolah. Pendidikan yang bermakna, berkualitas, berpusata dan berpihak kepada peserta didik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar