Sabtu, 16 Oktober 2021

Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Media Belajar Bersama

Syaiful Rahman_CGP3_Jember2

Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. KHD menyampaiakan bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. 

KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

Dari pemikiran KHD diatas jelas bahwa tujuan  pendidikan dan pengajaran adalah untuk mencapai keselamatan dan kebahagian  hidup dan kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kodrat zaman dan kodrat alam yang ada pada setiap peserta didik. Maka dari itu pentingnya peran seorang guru dalam menuntun dan membimbing arah tumbuh kembanng peserta didik.
Peran guru diatas akan terbangun atas kesadaran diri dari guru itu sendiri mulai dari tergerak, bergerak hingga dapat mengerakkan komunitas wujudkan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas, bermakna dan berpihak kepada peserta didik. Setiap guru khususnya Guru penggerak nantinya memiliki nilai-nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid yang diharapkan mampu menjadi modal menjalankian perannya dalam proses pembelajaran dikelas dan satuan pendidikan.
Dengan demikian harapannya guru dapat menjadi agen perubahana dalam pendidikan dan pengajaran wujudakan well being ekosistem sekolah wujudakan peserta didik dengan profil pelajar pancasila 

Implementasi wujudkan Peserta Didik dengan Profil Pelajar Pancasila :

  1. Penguatan nilai-nilai dan peran Guru Penggerak

  • Munculnya kesadaran diri Guru Penggerak melalui refleksi diri berubah tergerak dan bergerak berubah lebih baik

  • Memahami dan munculkan nilai diri dan merefleksikan pengaruhnya terhadap peran sebagai Guru Penggerak

  1. Merumuskan dan mengembangkan Visi wujudkan peserta didik yang memiliki Profil Pelajar Pancasila

Untuk menjalankan peran sebagai guru penggerak tentunya kita juga harus Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid. Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan khusunya disekolah kita masing-masing untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin positif untuk menciptakan peserta didik dengan profil pelajar Pancasila. Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif  dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.

Budaya positif akan terbangun jika setiap guru dapat memahami dan mengimplementasikan konsep Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan  Teori Kontrol, Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia, Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan, Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia, Lima (5) Posisi Kontrol , Segitiga Restitusi. Dari paparan konsep tersebut diharapan kita sebgai guru penggerak :

  • Memahami miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol. 

  • Melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolahnya.

  • Memahami konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan eksternal

  • Memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif

  • Memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif

  • Melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. CGP dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab

  • Memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.

Dengan memahami konsep Budaya Positif, merumuskan dan mengimplemntasikan visi guru penggerak serta memiliki nilai-nilai guru penggerak , kita dapat menjalan peran kita sebagai guru penggerak  menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid untuk wujudkan well being ekosistem sekolah sesuai filosofi KHD.menuntun peserta didik mencapai kebahagian dan keselamatan dalam hidup dan kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Demikianlah rangkaian koneksi antar materi pada modul 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4 semoga materi yang kita pelajari dan kita terapkan ini menjadi modal wujudkan well being ekosistem sekolah. Pendidikan yang bermakna, berkualitas, berpusata dan berpihak kepada peserta didik


Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

Media Belajar Bersama


Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

Judul Modul        : Budaya Positif
Nama Peserta    : Syaiful Rahman

Latar Belakang :

  1. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan dasar dalam berpikir, bertindak dan mengekspresikan diri dalam proses pembelajaran di sekolah.

  2. Dalam proses pembelajaran untuk wujudkan peserta didik dengan profil pelajar pancasila membutuhkan adanya tumbuh kembang budaya positif 

  3. Tumbuh kembang budaya positif peserta didik diharapkan muncul atas kedasaran diri dan  motivasi internal 

  4. Adanya keberpihakan guru kepada peserta didik dengan memahami Perubahan Paradigma - Stimulus Respon lawan Teori Kontrol, Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan, Kebutuhan dasar peserta didik, 5 peran kontrol guru, segitiga restitusi

Tujuan :

  1. Adanya tumbuh kembang budaya positif pada peserta didik di lingkungan pendidikan

  2. Adanya pemahaman guru dalam menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada peserta didik sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi peserta didik yang merdeka.


Tolok Ukur

  1. Munculnya motivasi diri ( internal ) pada peserta didik

  2. Terpenuhinya kebutuhan dasar peserta didik

  3. Terlaksananya posisi kontrol guru sebagai teman, pemantau dan manajer

  4. Restitusi atas segala pelanggaran atas keyakinan kelas yang disepakati bersama

  5. “Win-Win Solution” dalam setiap tindakan bagi peserta didik, guru dan seluruh warga sekolah

Lini Masa Tindakan yang akan dilakukan :

  1. Bangun kesepakatan dan keyakinan kelas

  2. Tumbuhkan kembangkan motivasi diri internal peserta didik

  3. Penuhi kebutuhan dasar peserta didik

  4. Jalankan posisi kontrol guru sebagai teman, pemantau atau manajer

  5. Lakukan tahapan segitiga restitusi dalam pemecahan masalah

Dukungan yang diperlukan :

  1. Kolaborasi semua warga sekolah khususnya rekan sejawat guru

  2. Komunikasi dan kerjasama bangun keyakinan dan kesepakatan kelas bersama warga sekolah khususnya peserta didik dan guru

  3. Dukungan orang tua dalam wujudkan kesinambungan dan keberlanjutan budaya postif peserta didik disekolah maupun dirumah.

  4. Pemahaman bersama atas konsep Perubahan Paradigma - Stimulus Respon lawan Teori Kontrol, Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan, Kebutuhan dasar peserta didik, 5 peran kontrol guru, segitiga restitusi oleh semua warga sekolah khususnya oleh guru.



Sabtu, 25 September 2021

Media Belajar Bersama
Apa Itu Asesmen Nasional ?
Penjelasan Tentang Asesmen Nasional

Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu). Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

(Sumber : https://anbk.kemdikbud.go.id/ )

Selasa, 14 September 2021

Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Media Belajar Bersama

Filosofi Ki Hajar Dewantara, Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Ki Hajar Dewantara mengartikan bahwa Pendidikan merupakan ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengajaran merupakan Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. 

Dari pengertian diatas sudah jelas bahwa kita sebagai pendidik memiliki kewajiban dalam menuntun anak didik kita yang memiliki kodrat alam yang berbeda-beda, memiliki potensi dan karakteristik beragam dengan pengajaran yang menyenangkan dan bermakna dalam hidup dan kehidupannya. 

Tersirat secara mendalam bahwasanya dalam pengajaran dan pendidikan  ini guru tidak sepatutnyalah memaksakan dan menyamaratakan anak didik kita yang memiliki kodrat alam yang berbeda-beda. Kita sebagai pendidik berkewajiban untuk memberikan pelayanan yang terbaik dengan pola asah asuh asih sehingga nantinya anak didik kita memiliki bekal kecakapan dalam kehidupannya.

Ki Hajar Dewantara sebagai  Founding Fathers Pendidikan Nasional telah memberi konsep pendidikan dan pengajaran secara umum sebagaimana telah dituliskan sebelumnya.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara menuntun kepada segenap komponen pendidikan dari pemerintah, pemerhati pendidikan, institusi pendidikan, masyarakat dan khususnya kepada kita sebagai pendidik untuk mempersembahkan sebuah pengajaran dan pendidikan sebagai bentuk proses transformasi, komunikasi dan pembimbingan yang dapat memberi manfaat/ faedah kepada peserta didik dalam mempersiapkan kehidupan nyata bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tentunya kita berharap juga anak didik mencapai kebahagiaan dan keselamatan seutuhnya dalam menjalani kehidupannya.

Kita gambarkan peserta didik sebagai sebuah benih yang perlu tumbuh kembang dengan sempurna sesuai kodratnya alamnya yang memiliki karakteristik berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Kita Pendidik perlu mempersiapkan sarana, wadah dan media untuk tumbuh kembang anak didik kita sehingga menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kecakapan hidup dengan bekal kompetensi diri. Selain itu kita pendidik harus mampu merawat, menyirami dan  memupuk anak didik kita dengan perlakuan dan tuntunan dengan kasih sayang dengan pola “ASAH,ASUH,ASIH” sehingga anak didik bisa tumbuh kembang menjadi pribadi yang memiliki budi pekerti luhur.

Pemikiran KHD merupakan pondasi dan tuntunan bagi kita sebagai pendidik dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Saat ini dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang pendidikan sangatlah pesat.  Dengan mudahnya berselancar bebas mengakses informasi , berkomunikasi tanpa tidak bertemu langsung ( tatap maya), sangat relevan bahwa sebagai pendidik memberikan kesempatan seluasnya-luasnya kepada peserta didik untuk belajar secara merdeka sesuai dengan kodratnya sebagai individu, belajar secara kolaborasi tanpa batas subjek yang harus menjadi teman belajar, belajar tanpa batas sumber yang dapat menjadi rujukan belajarnya, belajar secara bebas kapan waktu untuk belajarnya. Maka dari itu sepatutnya kita sebagai pendidik memberikan kemerdekaan belajar kepada anak didik kita dengan tetap menjaga norma sosial yang berlaku dan menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal. 

Dilain sisi kita pendidik perlu menjadi panutan, pembangun semangat dan memberi motivasi dan arahan kepada peserta didik ( Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani ) . Dengan pesat dan bebasnya informasi secara global terbuka diakses melalui internet tidak menutup kemungkinan  ada hal/obyek negatif yang menjadi konsumsi anak didik kita. Maka diperlukanlah pendampingan dan arahan sikap serta mengedepankan budi pekerti sesuai dengan budaya warisan para leluhur kita. terwujud peserta didik tangguh memiliki kecakapan hidup dan berakhlakul karimah sesuai yang  dicita-citakan oleh pemerintah mewujudkan pelajar dengan profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Ki Hajar Dewantara juga menuntun kepada kita pendidik untuk membawa pengajaran dan pendidikan sebagai media terciptanya peradaban bangsa yang luhur dengan ragam budaya yang kita miliki. Pendidikan hendaknya menjadi media dan sarana perubahan peradaban kearah yang lebih baik sesuai zamannya. Kita pendidik tidak bisa hanya diam stagnan dalam pendidikan, kita pendidik dituntut terus adaptif terhadap perubahan zaman dengan segala pernak-pernik kemajuan pengetahuan dan teknologinya. Kita pendidik harus selalu , mandiri, reflektif, kolaboratif,inovatif,dan berpihak pada murid sebagai bentuk nilai dari seorang guru penggerak.

Mandiri, seorang Guru Penggerak  diharapkan senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Melakukan perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan perubahan apa yang diinginkan untuk terjadi. Berawal dari diri tergerak, bergerak dan menggerakkan komunitas pendidikan. Tergerak dan termotivasi dari diri bergerak  berubah lebih baik dan bermanfaat

Reflektif, seorang Guru Penggerak bisa mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman yang telah dilalui, hingga bisa menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa mendatang. Evaluasi Diri atas kelemahan dan kelebihan serta terbuka atas kritik, saran dan masukan membangun.

Kolaboratif, Seorang Guru Penggerak senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (orang tua murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran. Membangun komunikasi dan kerjasama, menghormati dan menghargai atas ide gagasan dari orang lain.

Inovatif , seorang Guru Penggerak senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Memberikan solusi atas sebuah permasalahan yang dihadapi.

Berpihak pada murid, seorang Guru Penggerak senantiasa melayani kebutuhan murid sepenuh hati, ikhlas dan riang gembira dalam pembelajaran.  Dengan harapan pembelajaran berlangsung dengan aman, nyaman dan menyenangkan.

Kita sebagai guru dalam pembelajaran dan pendidikan melayani anak didik dengan “tuntunan”. Menuntun anak didik mencapai muara akhir kebahagian dan keselamatan dalam hidup dan kehidupannya  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seutuhnya.Tentunya dengan segala kecakapan hidup sebagai bekal tercapai pelajar dengan profil pelajar pancasila.

Dari sedikit cuplikan konsep di atas wajib kita sebagai guru tergerak, bergerak dan menggerakkan tentunya diawali dari kita. Kita wajib beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi. Bergerak dinamis menuju peradaban baru dengan tetap tidak meninggalkan budaya luhur bangsa Indonesia, budaya dan kearifan lokal sehingga nantinya akan terwujud karakter luhur pada diri kita.

Tergerak,  setelah mendapatkan pemahaman Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara, diharapkan diri kita sebagai guru tergerak berubah menjadi lebih baik, ada perubahan pola pikir yang seharusnya menurut Filosofi Ki Hajar Dewantara. Menuntun anak didik dalam pengajaran dan pendidikan, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna serta berpusat pada anak didik, “menghamba kepada anak didik”.

Bergerak, tetelah pada diri kita tergerak berubah pola pikir , diharapkan ada gerakan berubah pada diri kita sebagai wujud implementasi pemahaman filosofi Ki Hajar Dewantara. Bergerak dinamis dalam pelayanan pengajaran keseharian kepada anak didik dalam satuan pendidikan. Praktik baik dalam menuntun anak didik dan mendorong peningkatan kepemimpinan anak didik di sekolah dan menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah khususnya dimulai dari pembelajaran kelas.

Menggerakkan, Mulai dari diri tergerak kemudian bergerak, langkah selanjutnya kita dapat menggerakkan praktik baik dalam komunitas pendidikan

Dari nilai-nilai diatas tentunya berharap Guru Penggerak akan berperan maksimal dalam mengemban amanah pendidikan menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Berikut peran kita sebagai Guru Penggerak pembelajaran :

1. Menjadi pemimpin pembelajaran

Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah. Pembelajaran yang berorientasi pada murid, aman, nyaman dan menyenangkan. Pembelajaran yang relevan, bermakna dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menggerakkan Komunitas Praktisi

Berpartisipasi aktif dalam komunitas belajar untuk para rekan guru di sekolah, MGMP, KKG, Organisasi Profesi

3. Menjadi Coach Guru Yang Lain


Guru Penggerak diharapkan juga bisa memantau perkembangan dari rekan guru lain tersebut.

4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru


Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid

Membangun sikap kepemimpinan dalam diri siswa agar menjadi siswa yang bertanggung jawab, siswa yang dapat menjalankan perannya sebagai siswa serta siswa yang dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi


Peran sebagai Guru Penggerak diatas tentunya akan bisa berjalan maksimal jika ada dukungan membangun dan kolaborasi dari semua warga sekolah, orang tua peserta didik, masyarakat, lintas sektoral terkait dan tentunya pemangku kepentingan dan kebijakan pendidikan. Kita berharap dengan peran guru penggerak ini pengajaran dan pendidikan yang kita suguhkan akan wujudkan pelajar dengan profil pancasila. Peserta didik mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dalam hidup dan kehidupannya secara utuh dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Semoga kita sebagai Guru Penggerak selalu mendapatkan pertolongan dan kekuatan dari Allah SWT dalam mengemban amanah mulia sebagai seorang pendidik. 

Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi saya pribadi sebagai Calon Guru Penggerak. Amin


Jumat, 27 Agustus 2021

PELATIHAN WEB TOOLS PEMBELAJARAN




Assalamu 'alaikum Wr. Wb. 


*Salam pendidikan*

Peningkatan kualitas guru dalam era pandemi dan telah dilaksanakan Pertemuan Tatap Muka Terbatas tidak membuat guru harus mundur dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik terbaik Indonesia. Masih dalam pengoptimalisasian Media Pembelajaran Digital guru harus mampu menemukan inovasi dan kreasi sebagai pendidik. Jadi penggunaan web dan android tidak hanya untuk hiburan semata.

Untuk itulah kami dari Komunitas Guru Sekolah Dasar (KGSD) Gugus IV Sultan Syarif Abdurrahman melaksanakan kegiatan pelatihan salah satu nya adalah "Optimalisasi Pemanfaatan Web Tools Pembelajaran" bagi guru sekolah Pendidikan Dasar yang akan menghadirkan Narasumber Bapak Syaiful Rahman, S.Pd., M.Pd., dari Dewan Eksekutif APKS PGRI Kab.Jember Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 28 Agustus 2021 di SD Negeri 23 Pontianak Timur dengan Metode Daring dan Tatap muka.

Silahkan daftar dan simak kegiatan ini di :

https://s.id/PelatihanWebtools-KGSD4

Meeting Id :

840 4739 3929

Pascode : KGSD4

Pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua. Yokk kita saksikan dan pelajari acara yang bagus dan bermanfaat ini.

Contact Person :

1. Astra Norvita (SD Plus 

    Bina 45) 

    WA 0812-5678-1977

2. Tini Kurnia (SDN 23 

     Pontianak Timur)

     WA 0899-1387-549

3. Mildayanti (SDN 07 

     Pontianak Timur) 

     WA 0852-4524-9258 

Kegiatan ini didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak bekerja sama dengan Badan Eksekutif APKS PGRI Kab.Jember

Sabtu, 21 Agustus 2021

Jurnal Refleksi - Minggu 2 (CGP )

Media Belajar Bersama

Minggu pertama dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 sudah terjalani, bersyukur kita panjatkan kepada Tuhan YME masih diberi kesempatan dan sehat untuk terus mengikuti pada minggu kedua.

Di minggu kedua ini tidak ada kendala teknis yang kami hadapi, baik dalam mengikuti diskusi bersama kelompok dalam satu kelas maupun mempelajari materi secara mandiri di LMS. Komunikasi berjalan dengan baik dengan para sesama CGP, pengajar praktik, instruktur dan fasilitator. Berikut rangkuman uangkapan perasaan yang kami coba dokumentasikan melalui akun Facebook pribadi,berikut diantaranya yang saya tulis :


“ Bergerak terus belajar dan berbagi, jangan pernah berhenti berbuat kebaikan. Jangan mengukur sejauh mana yang telah kita lampaui,tapi teruslah bergerak dinamis bertransformasi kearah yang lebih baik memcapai kebahagian dan kesalamatan.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

"Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat." ( Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA). 

#Belajar_Bergerak_Berbagi_Beramal

#GuruPenggerak

Merasa bahagia dengan belajar dan berbagi bersama mereka

Diposting 19 Agustus 2021


“Kita sebagai pendidik sepatutnya kembali kepada ruh pendidikan yang disampaikan oleh KHD. Kita harus mampu menggerakkan diri sendiri, lingkungan( Sekolah dan Masyarakat ) khususnya warga sekolah untuk terus bergerak berubah lebih baik . memberi semangat dan motivasi kepada anak didik kita untuk terus tumbuh kembang menyiapkan bekal dalam kehidupannya kelak bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu pula kita bisa menjadi pemimpin pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik.”


“Sungguh memberi semangat perubahan kepada kita pendidik untuk terus belajar dan menjadi teladan, motivator dan fasilitator bagi anak didik kita. Pola Asah, Asuh dan Asih dalam pendidikan dengan tetap bersemboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

“Ucapan syukur patut kita haturkan kepada Allah SWT dan terimaksih tak hingga kepada Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang telah mendobrak "keterbelengguan dan keterkungkungan" pendidikan dan pengajaran pada zaman kolonial belanda. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara dengan segala Filosofinya memberi ruh kehidupan pada pendidikan dan pengajaran indonesia. kemerdekaan dalam belajar, kemerdekaan berekspresi, berinovasi, berkreasi dan berkolaborasi sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik. saat ini waktunya kita kembali merdeka mengembalikan ruh pendidikan dan pengajaran untuk pembelajaran yang bermakna, berpusat pada peserta didik dan terlahir pelajar dengan profil pancasila”


“Jika kita merujuk pada arti Pendidikan dan Pengajaran menurut KHD “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pengajaran bertujuan memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Maka kita pendidik bersama seluruh elemen pendidikan memiliki tanggungjawab bersama menuntun peserta didik menemukan jati diri manusia merdeka seutuhnya dalam artian merdeka berfikir, berkreasi dan berkarya untuk menyiapkan kehidupannya lahir batin di masyarakat. Pendidikan menjadi tempat belajar, berlatih dan menumbuh kembangkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Kita pendidik berkewajiban memberikan ruang sepenuhnya untuk tumbuh kembang peserta didik dengan tetap menguatkan karakter dan akhlak mulia. Dimanapun kita berada disekolah , dimasyarakat tetapalah menjadi bagian yang selalau memberi manfaat kepada orang lain khususnya kepada peserta didik kita.”


“Setiap benih memiliki karakteristik dan potensi masing-masing, begitu juga anak secara alamiah memiliki kekuatan jiwa dan potensi tumbuh kembang yang berbeda-beda. Kita sebagai pendidik dan berperan sebagai orang tua seharusnya menyiapkan media dan merawat untuk tumbuh kembangnya anak berupa pendidikan dengan pengajaran yang tepat dengan berdasar pada filosofi pendidikan yang disampaikan oleh KHD. Kita pendidik sekaligus orang tua harus memberikan ruang dan waktu atas kemerdekaan dalam belajar dengan tetap mempertimbangkan, memperhatikan budaya luhur dan adab kearifan lokal. Keterbukaan akses informasi melalui kecanggihan teknologi memudahkan anak dan kita semua dalam menyerap, meniru, memproduksi karya. tetapi kita tetap harus memiliki kewaspadaan atas apa yang diserap dipelajari oleh anak didik kita. ada kendali agar nantinya tujuan pembelajaran dan pendidikan tercapai keselamatan serta kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat(KHD).”


“Sebagai pedoman kita pendidik, uraian dari KHD sungguh memberi pencerahan dalam melakukan proses pengajaran kepada anak didik kita. Setiap insan memiliki kodrat ketentuan keaslian sifat, karakter bawaan alam sejak dalam kandungan yang tentunya ini merupakan warna dasar setiap anak didik. Kodrat alam ini berlanjut ketika mereka( anak didik ) bergaul, berkomunikasi dan hidup dalam keluarga maupun masyarakat. Dilain sisi setiap insan ( anak didik ) akan melalui sebuah proses pembelajarannya untuk mencapai hidup dan kehidupannya pada zamannya. Kita pendidik tidak bisa menyamakan perlakuan terhadap anak didik sekarang seperti kita masih dalam posisi sebagai anak didik terdahulu. Tuntutan kecakapan hidup disetiap zaman akan berbeda maka kitapun sebagai pendidik dalam mengisi dan mewarnai arah hidup peserta didik harus adaptif terhadap perkembangan pengetahun dan teknologi dengan tetap mengutamakan adab kultur luhur budaya bangsa . Tetaplah kita berupaya memberi yang terbaik untuk anak didik kita.”

Sangat setuju atas pemikiran KHD bahwa Keluarga merupakan pendidikan pertama upaya tumbuh kembang anak dalam Budi Pekertinya. Ada pepatah " Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", jika kita teliti dan amati ketelatadanan keluarga menjadi hal utama dalam pembentukan budi pekerti anak. Orang tua ( keluarga ) akan mewarnai karakter dan watak anak. Apa yang dilihat, didengar dan dirasakan anak dalam berkomunikasi dalam keluarga secara langsung akan terekam dalam otak pikiran, dirasa lanjut berproses berbuah pada sebuah tindakan . Maka dari itu pentingnya kita memberi layanan Asah, Asuh dan Asih kepada anak dengan memberikan kemerdekaan dalam berekspresi, berkomunikasi dan eksplorasi diri dengan tentunya tetap ada kendali pendampingan arahan orang tua yg beradab menjunjung tinggi etika dan adap sopan santun. Jika pendidikan yang diberikan oleh orang tua selaras dengan pemikiran dari KHD dan kita pendidik disekolah menyambut dengan memberi pelayan pembelajaran yang bermakna maka terwujudlah budi pekerti luhur.”

“pengajaran dan pendidikan yang diberikankapada anaka didik kita membutuhkan metode, cara atau strategi mencapai tujuan yang kita inginkan. KHD mempersembahkan dan menuntun kita pendidik bagaimana memberikan pengajaran yang bermakna bagi anak didik kita. bermakana dalam menghantarkan kecakapan hidupnya. Kita pendidik sepatutnya memberi kemerdekaan belajar kepada anak didik kita sesuai dengan karakteristiknya. Metode Montesori, Frobel dan taman siswa menjadi contoh dalam memberikan pengajaran yang bermakna dengan menguatkan olah raga, olah pikir, olah hati, olah karsa/rasa.”

“Ki Hajar Dewantara dengan filosofinya telah memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan ,dimulai dari KHD dalam memperjuangkan pengajaran dan pendidikan diberikan sepenuhnya kepada rakyat tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial atau status ekonomi dalam masyarakat. Beliau juga menyampaikan bahwa Pendidikan merupakan media semai anak didik kita, sehingga pendidikan harus menajdi ladang tempat yang subur tumbuh kembangnya anak didik kita. Pendidikan bukan hanya sekadar tempat untuk mencetak anak didik menjadi pintar, tetapi yang lebih penting pendidikan dapat menuntun anak didik kita menjadi anak didik yang beradap, mengetahu dan memahami budaya luhur bangsa. Dilain sisi pendidikan harus memfasilitasi tumbuh berkembangnya kebudayaan dan peradaban yang luhur dengan tidak meninggalkan kearifan lokal. saatnya kita bersama memberi kemerdekaan kepada anak didik kita dalam berpikir, berkreasi, berinovasi dan berkarya. Terimakasih KHD atas segala dasar pemikiran yang ditanamkan kepada kita pendidik.”

“Ucapan syukur patut kita haturkan kepada Allah SWT dan terimaksih tak hingga kepada Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yang telah mendobrak "keterbelengguan dan keterkungkungan" pendidikan dan pengajaran pada zaman kolonial belanda. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara dengan segala Filosofinya memberi ruh kehidupan pada pendidikan dan pengajaran indonesia. kemerdekaan dalam belajar, kemerdekaan berekspresi, berinovasi, berkreasi dan berkolaborasi sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik. saat ini waktunya kita kembali merdeka mengembalikan ruh pendidikan dan pengajaran untuk pembelajaran yang bermakna, berpusat pada peserta didik dan terlahir pelajar dengan profil pancasila”

Demikiaanlah catatan pentinga bagi kami sebagai Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara selama minggu kedua dalam pndidikan Guru Penggerak ini


Diminggu kedua ini semakin bertambah pengetahuan dan pemahamn kami tentang konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara, dengan dilatih menyampaikan esplorasi konsep menambah ketrampilan dan penguasaan dalam berbahasa lisan  dan tulisan, berpikir kreatif dan merasa lebih maju dari sebelum mengikuti pendidikan guru penggerak ini.

Selain pemahaman konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat kami terima, dengan panduan dan petunjuk fasilitator kami berkolaborasi secara berkelompok dalam menentukan sebuah keputusandan penyemaan persepsi yang kemudian dituangkan dalam bahasa tulis dan preentasi dalam menyusun desain kerangka pembelajaran Ki Hajar Dewantara. Berikut hasil desainnya yang kami susun secara mandiri : 


https://docs.google.com/presentation/d/1HbU5awwCjm_3dhAOTHSgtz-U2AgEY_sZIAwoMH3LPYA/edit?usp=sharing

emqz_X9DgoXiVufCHNUNlucvrLeMyMXpUGJdqVu7jdO1Gkdcexp0Mi2H2id8AE7Ywua2Qhp5vMNRpr7MhTxG-t7WnbIKdtxFb-CHVj-YMqemKLILC2zXnaS61F2njT0UAypgDwaAc5i-2Z5dqMdhJ1ZGlV9u_xykhH0yCP7X2pRYSBFXUQrEQPxsGxGkMUpzYelDWXdFfQMXzwaCy-rWFXTyCoWmUyyf6Jo2967egtiNmbeo5UTjZG5OIPrfBChio_EVHdSalGZL3c5JrLgnsolhTu22z0PkgcjUD3W_V_ph8wqCkYEm-DLIn7Fwk3IbEQmXCjJG5QDfUQ9lrNLQBSu2E0iBa9zPdiT4n05pJFx2iCdAl8fAydoL5iUqnR5i1Jxw6HS8MePdiZ5_nf-RcfTN

opNlWIvrDQ-S0DriZ0-xViejJctKbmjAWp6gBK9H5mgY4VtR26Gt7geD5zVHBKKyKz4NmZoAdFPelYj9ur8Fnv1whGy4I32Jimt0gj5wfMtX1b33h2d_hiyS3icsYROX1ZN8Ea1-

EGELHATYtNVFXB-uZILLt4FPFGA5GH4o3GJfqBJtf5Y_DVW6Jl3aALDltsrV8_l-xjTq1DsLM9EG1eGol4wUKtKdPNM2tSc4n6t-wiTt9Dwl_QxWDQnq1Es7sMtBjJfYGaueUt3vftRZ5VTEFDoohsl0SF6x48Lu9t7PVU6BEH8hvFx7hFIz-boqiDYHCln_JOcQQTo5-D1mHrm67hNaTXAPluXZcCSD3caUEidLbztpFuYMubPpBnxlCfHT6ni_pjPxNXiEaaOd36yzi4JGpGGY7Pad2od-ss2PafDOoxpD_WCxotILiZjt6HsKmKBf7okpqRQ3vCHdhVpIOvoQf9WA2M9s-TcrWU9F9qV_k1PTl_lTWhLxddR1FVIoHUtyxIK1MiiUQDoAjchV15apMBPU0rjmwBPCbcDEXyPHkUARgC5I3QAqqYLKuh360yRbe8OIlXyFgiOisY3NIbqvCLIL4WP347l38Jz9SKzG2WJeE1ipTaDMLlAPmKpqhvQ_3B23yjlqz_Z9csEHVym8hUXdKut_zDuf


Harapan setelah belajar tentang konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara dan menyusun desain kerangka pembelajaran Ki Hajar Dewantara kami dapat menerapkannya di lingkup sekolah dan utamanya memberikan pembelajaran yang bermakna berpusat pada anak didik dengan pola Asah, Asuh dan Asih.

Jurnal Refleksi - Minggu 1 Calon Guru Penggerak

Media Belajar Bersama

Syukur alhamdulillah aktivitas pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 3 pada minggu pertama telah dilalui sejak Sabtu, 7 Agustus 2021 sampai 13 Agustus 2021. Aktivitas pada minggu pertama ini dimulai dengan giat Lokakarya yang dibuka oleh Bapak Dr. H. Subandi, M.M.Kepala PPPPTK PKn IPS dan dilanjutkan oleh Bapak Slamet Supriyadi, M.Ed.Fasilitator Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3.

Rangkaian giat minggu pertama dilanjutkan dengan Pembukaan dan Pre-test Paket Modul 1 pada Jumat, 12 Agustus 2021 dan Mulai dari Diri - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara.  Secara umum alhamdulillah pada minggu pertama ini tidak ada kendala berarti yang kami hadapi, hanya pada saat pembukaan terjadi kendala teknis ( listrik padam ) sehingga koneksi internet putus dalam mengikuti zoom meeting. Kendala teknis ini segera teratasi dengan berpindah tempat ke sekolah untuk bisa mengakses internet. Sehingga giat pembukaan tersebut bisa kami ikuti kembali.

Di awal pembelajaran yang disampaikan secara daring, Pendidikan Guru Penggerak sungguh memberikan pengalaman bagi kami calon guru penggerak. Mulai dari pengenalan dari masing-masing calon guru penggerak, pengajar praktik dan fasilitator. Bahagia dan senang bertemu dengan rekan-rekan calon guru penggerak dari berbagai karakteristik satuan pendidikan, budaya dan pribadi CGP yang beragam. Dari diskusi dan komunikasi baik yang difasilitasi melalui LMS atau secara langsung WA Grup menambah ilmu dan pemahaman dalam belajar dengan rekan-rekan CGP.  Saya mencoba menuliskan perasaan yang setelah mengikuti setiap sesi kegiatan ,sengaja kami posting di akun Facebook pribadi,berikut diantaranya yang saya tulis :

“Jalani, nikmati dan pelajari. Teruslah bergerak belajar, berbagi, beramal tuk kemajuan dan kemakmuran negeri tercinta melalui pembangunan pendidikan yang berkualitas. berusaha mewujudkan pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila” diposting 8 Agustus 2021W6oDzZNc3qT4q0DdCn0-jaaRy2MKZdWqkbEezH2Ta_rmClX4SN2kaFfh_2TiqR5iNrafgvg3tuJ-x-FugEhVbay_T8Yjn4FmLmeragCb403EAg3lWAcHNKM6glT6ExQDhavJyuab

 “Sekali dayung 2-3 pulau terlampaui Giat hari ini bersama Bapak Ibu Guru Hebat sedari pagi hingga sore. Diklat Online Psikotep ( Psikologi dan Teknologi Pembelajaran) hari pertama oleh PSLCC dan APKS PGRI Kabupaten Jember dengan Narasumber: Prof. Drs. Dafik, M.Sc. Ph.D dengan materi "Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran IR 4.0 dalam Mengembangkan Metaliteracy". 

Di lain room virtual meeting ...  juga ikuti giat Bimbingan Teknis LMS Pendidikan Guru Penggerak yang dilaksanakan oleh P4TK PKn dan IPS dengan pemateri Fasilitator CGP Bapak Slamet Supriyadi, S.Kom., M.Ed.”diposting 10 Agustus 2021

YoCKSMkRJtdt5sYQ7wORbGW1j9fFAWb-Gmr7oCV8quwYK7ouveMGXeMqsrE74kD4JrxEUdxExZ3yWl8AwwLYLg9eo334-N5WzyB0UqwfA_pK5wyi4kTAW54udTS6S-Zjtu-jym9i

“76 tahun kita merdeka atas jasa para leluhur kita, pahlawan bangsa yang berjuang tanpa pamrih. Pengorbanan jiwa raga dan harta untuk kemerdekaan sebuah bangsa, Bangsa Indonesia bumi pertiwi yang kita cintai. Kemerdekaan yang dipersembahkan untuk generasi bangsa. Yukkkk...

.. Kita bersama sebagai pendidik, generasi bangsa secara kolaborasi mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila”Diposting 12 Agustus 2021

zk3g5iV8u_tjsfL_1jEgbew-5uQjPx2Jv3O3KnRa1thvQ8fmkoSYm50R2ipdpbbFhCIk_oj4Fs6tlI7L09Ae3kW2c8cG4GGLYDxv0jzuntMAY8tJK_6FxnqgN772ejBqO95Wtvq1

 

“Pelatih, pembina Pramuka bagian dari pendidik yang harus bersama-sama membawa pengajaran dan pendidikan nasional menghasilkan generasi bangsa yang unggul, trengginas dan berakhlakul karimah. Berikan kemerdekan kepada generasi muda untuk berkreasi, berinovasi, berkarya sebagai bekal kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selamat Hari Pramuka ke 60. Jaya dan sukses membawa bangsa yang bermartabat dan unggul” Diposting 14 Agustus 2021 Siap tuk berproses sebagai agen perubahan ðŸ‡®ðŸ‡© Siap laksanakan transformasi pendidikan Indonesia ðŸ‡®ðŸ‡©

_o1YQIkgv9o9j_boKpRZ6WKo_bhwc3qp7M5Xab0b02JGeozzNyKrvFe5gx4Wqs38rObmIPqB16fttvM2h2MypXUtEs5qZjbLurPIK6KKGvThfEk53ulndezZ9S_jrEr76wwyECoj


Itulah bagian dari rasa senang dan luapan rasa jiwa yang saya tuangkan dalam postingan di akun facebook pribadi, hal ini merupakan bagian hasil support semangat dan atas pemahaman materi yang saya dapat selama minggu pertama pendidikan Guru Penggerak angkatan 3.

Selama minggu pertama kami mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini banyak pelajaran yang kami dapat diantaranya :

  1. lebih memahami filosofi Ki hajar Dewantara sebagai pondasi dasar kita sebagai pendidik dalam menuntun anak didik kita mencapai kebahagian dan kesalamatan dalam hidup dan kehidupannya di masyarakat. Ki Hajar Dewantara sebagai Founding Fathers Pendidikan Nasional telah memberi konsep pendidikan dan pengajaran secara umum dengan mengartikan Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah/bermanfaat untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari pengertian diatas jelas Pemikiran Ki Hajar Dewantara ini menuntun kepada segenap komponen pendidikan dari Pemerintah, Pemerhati Pendidikan, Institusi Pendidikan, Masyarakat dan khususnya kepada kita sebagai Pendidik untuk mempersembahkan sebuah pengajaran dan pendidikan ini sebagai bentuk proses transformasi, komunikasi dan pembimbingan yang dapat memberi manfaat/ faedah kepada peserta didik dalam mempersiapkan menghadapi kehidupan nyata bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. tentunya kita berharap juga anak didik kita mencapai kebahagiaan dan keselamatan seutuhnya dalam menjalani kehidupannya. Peserta didik kita gambarkan sebuah benih yang perlu tumbuh kembang dengan sempurna sesuai kodratnya yang memiliki karakteristik berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Kita Pendidik perlu mempersiapkan sarana, wadah dan media untuk tumbuh kembang anak didik kita sehingga menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kecakapan hidup dengan bekal kompetensi diri. Selain itu kita pendidik harus mampu merawat, menyirami dan memupuk anak didik kita dengan perlakuan dan tuntunan dengan kasih sayang dengan pola ASAH,ASUH dan ASIH sehingga anak didik kita tumbuh kembang menjadi pribadi yang memiliki budi pekerti luhur.

  2. Pemikiran KHD merupakan pondasi dan tuntunan bagi kita sebagai pendidik dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. saat ini dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang pendidikan sangatlah pesat. Dengan mudahnya berselancar bebas mengakses informasi , berkomunikasi tanpa tidak bertemu langsung ( tatap maya), sangat relevan bahwa sebagai pendidik memberikan seluasnya kepada peserta didik untuk belajar secara merdeka sesuai dengan kodratnya sebagai individu, belajar secara kolaborasi tanpa batas subjek yang harus menjadi teman belajar, belajar tanpa batas sumber yang dapat menjadi rujukan belajarnya, belajar secara bebas kapan waktu untuk belajarnya. maka dari itu sepatutnya kita sebagai pendidik memberikan kemerdekaan belajar kepada anak didik kita dengan tetap menjaga norma sosial yang berlaku dan menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal.pendampingan dan arahan dalam menuntun sikap serta mengedepankan budi pekerti sesuai dengan budaya warisan para leluhur kita. Terwujud peserta didik tangguh memiliki kecakapan hidup berakhlakul karimah.


Hal ini menjadi keinginan dari kami sebagai pendidik ( CGP ) untuk terwujud dan dengan upaya, ikhtiar serta doa semoga pendidikan mencapai pendidikan yang berkualitas dan memberi pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik. Upaya-upaya komunikasi dan kolaborasi dibangun dengan berbagai pihak warga sekolah dilakukan untuk tercipta pendidikan yang bisa membawa peserta didik mencapai kebahagian dan keselamatan dalam kehidupannya. Amin semoga kita diberikan kekuatan, kesabaran dan kesehatan dalam menjalani amanah sebagai pendidik agen perubahan.


Setelah memahami pemikiran filosofi Ki Hajar Dewantara ini kami berharap nantinya kedepan kami sebagai pendidik memaksimalkan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, memberikan kemerdekaan belajar, berfikir, berkreasi dan berinovasi. Bisa melaksanakan peran pendidik sesuai harapan yaitu  :

  • Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya

  • Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah

  • Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah

  • Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

  • Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah