Minggu, 22 September 2019

Media Belajar Bersama

Dorong Digitalisasi, Kemendikbud Siapkan 2 Juta Tablet untuk sekolah


Kemendikbud menyiapkan 2 juta tablet untuk menunjang proses belajar-mengajar berbasis digital di sekolah. Tablet tersebut akan diberikan kepada 36 ribu sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. 

 "Kita akan me-launching atau menggulirkan program digitalisasi sekolah yang memang kita sudah rencanakan 2 tahun yang lalu, dalam rangka mulai menginstitusionalisasikan proses inovasi pembelajaran berbasis digital," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy di Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2019). 


"Jumlahnya terbatas masih sekitar 2 juta (tablet) untuk siswa yang jadi peserta dan baru sekitar 36.000 sekolah untuk tahun ini," lanjutnya. 

Muhadjir mengatakan setiap tablet akan diberikan aplikasi yang menunjang pembelajaran. Aplikasi tersebut bernama 'Rumah Belajar' yang bisa diakses oleh seluruh siswa. 

"Dimulai dengan mempersiapkan konten atau portal atau digital platform terutama digital platform yang kita beri nama 'Rumah Belajar' dan bersifat publik sehingga tidak berbayar dan ini sudah siapkan, sudah ada sejak 2011 tapi baru kita tangani betul-betul akan menjadi konten utama pada 2 tahun terakhir," kata dia. 

Sementara itu, Muhadjir menyebut alokasi dana yang digunakan untuk pengadaan tablet adalah Biaya Operasional Sekolah (BOS) afirmasi dan BOS kinerja. Sementara sekolah yang akan menerima bantuan tablet tahun ini diprioritaskan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dan sekolah yang memiliki kinerja yang baik. 

"Juga dananya tidak mengganggu yang sudah teralokasikan baik di DAK (Dana Alokasi Khusus) atau anggaran pusat kebetulan kita mendapatkan dana BOS afirmasi dan BOS kinerja," imbuhnya. 

"Keberpihakan untuk wilayah 3T dan kinerja itu adalah sekolah yang dianggap kinerjanya baik. Kita pilih sekolah yang kinerja baik tapi levelnya di bawah," kata dia. 

Muhadjir mengatakan, digitalisasi sekolah juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi informasi terutama kepada tim pengajar. Dia mengatakan setiap guru akan mengikuti pelatihan untuk menggunakan teknologi tersebut. 

"Sehingga nanti program ini akan kita kembangkan dalam bentuk guru-guru inti yang nanti kemudian akan mengajari yang lain. Memang harus bersamaan, ketika sekolah sudah kita beri bantuan peralatan otomatis SDM-nya terutama guru harus disiapkan secara sungguh-sungguh," kata dia. 

https://m.detik.com/news/berita/d-4709684/dorong-digitalisasi-kemendikbud-siapkan-2-juta-tablet-untuk-36-ribu-sekolah

Minggu, 15 September 2019

TOMMY YANG BODOH

Ivan Univar, S. Pd., MM

Di Ohio, Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 1847, lahir seorang anak bernama panggilan Tommy. Dia lahir dengan kemampuan biasa-biasa saja, tidak memiliki kecerdasan khusus seperti anak-anak lainnya. Saat belajar di sekolah, kisah homeschooler, Tommy tidak mampu untuk mengikuti pendidikan yang dijarkan di sekolahnya. Oleh sebab itu , Tommy selalu mendapatkan nilai buruk dan mengecewakan. Sangat bodohnya anak ini dalam pandangan pihak sekolahnya, sehingga para guru memilih untuk ‘angkat tangan’ dalam usaha mendidik Tommy.

Pada suatu hari, guru sekolah Tommy memanggil Tommy dan memberikan sepucuk surat kepadanya. Guru tersebut berpesan, "jangan buka surat ini di perjalanan, berikan kepada ibumu.” Tommy kecil dengan gembira membawa surat itu pulang dan memberikan kepada ibunya. Menerima surat itu, ibu Tommy membacanya, lalu menangis. Sambil berurai air mata, dia membaca surat itu dengan suara keras : “Putra Anda seorang jenius. Sekolah ini terlalu kecil untuk menampungnya dan tidak memiliki guru yang cakap untuk mendidiknya. Sebaiknya anda mendidiknya sendiri.” 
Ujar sang Ibu dengan suara lantang...
Ibu Tommy lalu berkata kepada Tommy bahwa : “Kamu anak yang jenius nak, sekolah belum cukup baik untuk mendidik anak yang hebat seperti kamu. Mulai saat ini ibu yang akan mendidik kamu.”
Ibunya kemudian menarik Tommy kecil ke rumah dan meninggalkan sekolah. 

Tommy menjalani pendidikan di rumah. Dengan demikian Tommy pun belajar dengan bebas dan leluasa di rumahnya tanpa harus memikirkan nilai-nilai pelajaran yang harus dicapainya. Di rumah, Tommy pun melahap buku-buku ilmiah dewasa.

Satu karakter yang luar biasa yang dimiliki Tommy adalah keinginan tahunya yang luar biasa besar ditambah SIFAT DASARNYA YANG PANTANG MENYERAH MENGHADAPI APAPUN. Karena itu Tommy pun melakukan eksperimen- eksperimen hebat. Sebelum memasuki usia sekolah, Tommy sudah berhasil membedah hewan-hewan. Hal ini karena keinginan tahunya yang besar terhadap hewan-hewan di sekitarnya.

Di usia 12 tahun, Tommy kecil sudah memiliki Laboratorium Kimia kecil di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat telegraf yang sekalipun bentuk dan modelnya sederhana dan primitif tapi sudah bisa berfungsi.

Di usianya yang masih belia, Tommy sudah bekerja dan mencari uang sendiri dengan berjualan koran di kereta api selama beberapa tahun. Kemudian Tommy bekerja sebagai operator telegraf, sampai akhirnya Tommy pun naik menjadi kepala mesin telegraf di Amerika.

Saat usia Tommy 32 tahun, dunia tidak lagi gelap gulita ketika malam hari... 
Tommy yang dianggap BODOH waktu kecil itu BERHASIL MENCIPTAKAN BOHLAM LAMPU PIJAR, yang mengubah wajah dunia selamanya. Jauh setelah ibunya wafat dan Tommy telah menjadi Tokoh PENEMU PERTAMA. 
Suatu hari di rumah dia melihat-lihat barang lama keluarganya... 

Tiba-tiba dia melihat kertas surat terlipat di laci sebuah meja. Dia membuka dan membaca isinya: "Putra anda anak yang bodoh.. kami tidak mengizinkan anak Anda bersekolah lagi,”
demikianlah ISI SURAT YANG SESUNGGUHNYA yang dibawa dan diberikan Tommy kepada ibunya. Dahulu... waktu sepulang sekolah. Tommy menangis berjam-jam setelah membaca surat itu. 

Dia kemudian menulis di buku Diary-nya:

"SAYA, THOMAS ALFA EDISON, ADALAH SEORANG ANAK YANG BODOH, YANG KARENA SEORANG IBU YANG LUAR BIASA, MAMPU MENJADI SEORANG JENIUS PADA ABAD KEHIDUPANNYA"

Jika kita menikmati lampu yang terang saat ini, ingatlah bahwa kita BERHUTANG bukan hanya pada seorang Thomas Alfa Edison... Tetapi juga kepada SEORANG IBU yang melihat dengan CARA YANG BERBEDA. 

Cara dari MATA KASIH ORANGTUA...

Jika suatu hari nanti, putra atau putri Anda mendapatkan "cap bodoh”, “cap nakal” , “cap lamban” atau cap lainnya, yang sama seperti Thomas Alfa Edison kecil, maka siapa yang akan Anda percayai? 
Anak Anda atau lingkungan negatifnya?

PERAN IBU YANG LUAR BIASA